Photobucket
Allah SWT always answers your request. May be not always with a YES, but always with the BEST.

Mengapa Berteriak ???


Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya;

"Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab;

"Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya,

"Lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"


Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata;

"Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak.

Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan;

"Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.

Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.

"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan;

"Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu.
Ucapkanlah kata-kata yang bijak dan santun. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu kita."

Sebuah pepatah bijak pernah terdengar :

" Sebuah ucapan yg tidak baiik yg terlontar, maka kita akan mendengar perkataan yg tidak enek didengar "

" Setiap tempat ada kata-kata yg tepat untuk diucapkan, dan setiap tempat ada kata-kata yg tepat untuk diucapkan "

Selanjutnya......

Keagungan Puasa Ramadhan

“Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada dengan menunaikan kewajiban yang Aku bebankan kepadanya…”.

Kewajiban Bagi Kaum Yang Beriman
Allah ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2] : 183).

Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Inilah kedudukannya (yang mulia) di dalam agama Islam. Hukumnya adalah wajib berdasarkan ijma’/kesepakatan kaum muslimin karena Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan demikian.” (Syarh Riyadhush Shalihin, 3/380).


Ketika menjelaskan ayat di atas beliau mengatakan, “Allah mengarahkan pembicaraannya (di dalam ayat ini, pen) kepada orang-orang yang beriman. Sebab puasa Ramadhan merupakan bagian dari konsekuensi keimanan. Dan dengan menjalankan puasa Ramadhan akan bertambah sempurna keimanan seseorang. Dan juga karena dengan meninggalkan puasa Ramadhan akan mengurangi keimanan. Para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang meninggalkan puasa karena meremehkannya atau malas, apakah dia kafir atau tidak? Namun pendapat yang benar menyatakan bahwa orang ini tidak kafir. Sebab tidaklah seseorang dikafirkan karena meninggalkan salah satu rukun Islam selain dua kalimat syahadat dan shalat.” (Syarh Riyadhush Shalihin, 3/380-381).

Menunaikan kewajiban merupakan ibadah yang sangat utama, karena kewajiban merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda membawakan firman Allah ta’ala (dalam hadits qudsi)
“Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada dengan menunaikan kewajiban yang Aku bebankan kepadanya…” (HR. Bukhari [6502] dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

An-Nawawi mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa mengerjakan kewajiban lebih utama daripada mengerjakan amalan yang sunnah.” (Syarh Arba’in li An-Nawawi yang dicetak dalam Ad-Durrah As-Salafiyah, hal. 265).

Syaikh As-Sa’di juga mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat pokok yang sangat agung yaitu kewajiban harus didahulukan sebelum perkara-perkara yang sunnah. Dan ia juga menunjukkan bahwa amal yang wajib itu lebih dicintai Allah dan lebih banyak pahalanya.” (Bahjat Al-Qulub Al-Abrar, hal. 116).

Al-Hafizh mengatakan, “Dari sini dapat dipetik pelajaran bahwasanya menunaikan kewajiban-kewajiban merupakan amal yang paling dicintai oleh Allah.” (Fath Al-Bari, 11/388).

Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili hafizhahullah mengatakan, “Amal-amal wajib lebih utama daripada amal-amal sunnah. Menunaikan amal yang wajib lebih dicintai Allah daripada menunaikan amal yang sunnah. Ini merupakan pokok agung dalam ajaran agama yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syari’at dan ditetapkan pula oleh para ulama salaf.” Kemudian beliau menyebutkan hadits di atas. Setelah itu beliau mengatakan, “Maka hadits ini memberikan penunjukan yang sangat gamblang bahwa amal-amal wajib lebih mulia dan lebih dicintai Allah daripada amal-amal sunnah.” Kemudian beliau menukil ucapan Al-Hafizh Ibnu Hajar di atas (lihat Tajrid Al-Ittiba’ fi Bayan Tafadhul Al-A’maal, hal. 34).


Selanjutnya......

Liburan Ke Bira

Tanjung Bira merupakan pantai pasir putih yang terkenal, sangat indah dan memukau dengan pantai pasir putihnya.Pantai Tanjung Bira berjarak sekitar 200 Km dari Kota Makasar. Dalam perjalanan kesana kita akan melewati pesisir pantai selatan Sulawesi Selatan dan melalui 4 Kota Kabupaten, masing-masing Kab. GowaKab. Takalar, Kab. Jeneponto, Kab. Bantaeng dan Kab. Bulukumba. Lokasi Pantai Tanjung Bira ini adalah bagian dari Kab. Bulukumba, yaitu sekitar 40 Km kearah selatan Kota Bulukumba.


Pada perjalanan kali ini kami berangkat dengan menggunakan bus UNM. Jam telah menujukkan pukul 14.00 Wita, maka kami pun bersiap berangkat. Selama perjalan melewati beberapa kabupaten tidak ada hal yang menarik semuanya biasa-biasa saja, kami hanya singgah di Takalar shalat Ashar dan di Bulukumba shalat Maghrib. Perjalanan terus dilanjutkan dan kami pun tiba di penginapan dekat pantai sekitar pukul 19.00 Wita. Setelah shalat Isya kami pun makan malam. Setelah makan kami mulai beraksi menuju ke pantai. Satu hal yang menarik bahwa ternyata teman-teman asisten adalah orang-orang yang mengidap penyakit GIFO (Gila Foto). Di pantai malam itu kami hanya foto-foto dan jalan-jalan di sekitar panatai
Habis dari pantai kami pulang ke penginapan untuk istirhat tapi sebelumnya singgah dulu minum kopi.
Suara ayam jantan pertanda pagi telah datang dan pertarungan akan dimulai, tapi shalat Subuh dulu. Setelah itu, kami langsung ke pantai, bermain bola, terus berenang naik kapal-kapal, dan satu hal yang tidak boleh ketinggalan Foto-foto. Bersama pasir putih dan pemandangan laut yang indah saya merasa sangat senang. Terlihat semua menikmati keindahan alam yang ada di Bira. Subhanallah yang telah menciptakan ini semua. Pokoknya saya sangat senang bisa ke Bira apalagi ini untuk kali pertama saya ke sana. Memang harus diakui bahwa Bira merupakan salah satu objek wisata yang indah dengan pantai pasir putih yang menawan.
Sinar matahari mulai terasa panas kami pun segera kembali ke penginapan untuk bersiap-siap pulang ke Makassar.
Kami mengggalkan bira sebelum Dhuhur, tapi sebelum ke Makassar kami singgah makan siang di salah satu rumah teman kami.
Tiba di Makassar pukul 16.00


Bira saya akan kembaliiiiii........




Selanjutnya......

Recent Comments

Design by: Ahmad Ansar and MyWebInstant.com